Masalah Kejiwaan pada Penyakit Fisik
Masalah Kejiwaan pada Penyakit Fisik
Siapapun
tentunya tidak menghendaki dirinya menderita suatu penyakit. Tetapi ketika
penyakit itu menyerang mereka tidak satupun yang dapat menghindarinya. Penyakit
menyerang keseimbangan hidup dari seorang individu yaitu : FISIK – JIWA –
LINGKUNGAN. Hal ini menimbulkan implikasi bahwa penanganan seorang pasien yang
menderita sakit haruslah meliputi semua aspek tersebut, ini yang disebut
sebagai penanganan yang holistik. Pasien yang mengalami gangguan stroke
misalnya tentunya akan mendapatkan obat-obatan untuk penanganan stroke yang
dialaminya, tetapi seringkali terlupakan bahwa dia juga mengalami masalah
kejiwaan seperti gangguan penyesuaian dengan mood depresi dan cemas karena
adanya suatu perubahan dan penderitaan yang dialaminya. Masalah kejiwaan ini
sering sekali tidak terdeteksi atau bahkan diabaikan oleh pasien, keluarga
bahkan oleh petugas medis. Penyakit fisik yang disertai masalah kejiwaan perlu
mendapatkan penanganan yang komprehensif dari semua pihak yang terkait terutama
dari para petugas medis, dokter dan perawat. Penelitian menunjukkan bahwa
apabila hal ini ditangani dengan baik maka kesembuhan pasien lebih cepat
tercapai dan kualitas hidup pasien juga bisa lebih cepat meningkat. Dari beberapa penelitian yang ada menunjukkan
bahwa gangguan psikiatrik tidak terdeteksi sampai 88% , depresi tidak
terdeteksi sampai 50-86%, delirium (gangguan kesadaran yang ditandai penderita
yang berperilaku kacau) dan demensia (kepikunan) hanya terdiagnosis sekitar
14-37% dari keseluruhan kasus, penelitian di Eropa: 39% dari pasien rawat inap mengalami
komorbiditas gangguan jiwa.
Beberapa
masalah kejiwaan yang mungkin muncul pada penyakit fisik antara lain adalah :
-
Depresi
-
Cemas
-
Psikotik
-
Fobia
-
Delirium
-
Demensia
-
Gangguan penyesuaian
-
PTSD (gangguan stres pasca trauma)
-
Gaduh gelisah
-
Dll
Banyak
penyakit-penyakit fisik yang perlu mendapatkan perhatian dan pemeriksaan
psikiatri lebih lanjut, antara lain yaitu :
-
Diabetes melitus
-
Penyakit jantung
-
Hipertensi dan stroke
-
Penyakit kronis menahun yang tidak sembuh-sembuh
-
Penyakit kanker
-
Pasien kecelakaan yang membuat anggota tubuhnya
harus diamputasi / hilang
-
Masalah baby blues pada perempuan yang baru
melahirkan
-
Depresi dan psikotik post partum (sehabis
melahirkan)
-
HIV –AIDS
-
Epilepsi
-
Gangguan tidur pada berbagai penyakit fisik
-
Dll
Saat ini di RS Marzoeki Mahdi
Bogor baru dibuka sebuah ruang rawat Consultation Liason Psychiatry (CLP) yang
disebut paviliun Basudewa. Ini adalah merupakan ruang perawatan yang menerapkan
perawatan pasien secara tim, baik dari medis fisik maupun psikiatri secara
holistik. Selain mendapatkan obat-obatan secara fisik, pasien juga mendapatkan
pelayanan secara kejiwaannya dari para psikiater, psikolog dan perawat.
Diharapkan melalui pelayanan yang holistik ini maka pasien bisa lebih cepat
sembuh dan kualitas hidup bisa lebih cepat meningkat. Saat ini, makin terasa kebutuhan untuk
pendekatan komprehensif terintegrasi dalam penanganan pasien, apalagi dengan
makin tingginya taraf kesehatan dan sofistikasi masyarakat. Yang
dipermasalahkan bukan lagi sekedar teratasinya kondisi sakit, akan tetapi
masalah kualitas hidup. Kemajuan teknologi kedokteran telah terbukti berhasil
memperpanjang usia harapan hidup, tetapi pertimbangan sejauh mana kualitas
hidup juga akan meningkat menjadi lebih penting untuk diperhatikan di masa
mendatang. CLP (Consultation Liason Psychiatry) memfokuskan pada masalah
individual pasien dan menyampaikan pengetahuannya melalui berbagai upaya agar
kompetensi suatu unit perawatan dapat ditingkatkan. Konsultasi psikiatri yang
tepat, hubungan kerjasama yang terbina dengan dokter yang merujuk, dan juga
keterlibatan seluruh anggota tim dalam perencanaan dan selama penangan pasien,
akan meningkatkan mutu pelayanan pasien-pasien dengan komorbiditas psikiatri.